April 12, 2009

Reality Show "Tukar Nasib"

sudah lama gag nyapa blogger mania ya? maaf ya emang buatku menyempatkan waktu buat intens nulis gag bisa selalu muncul. Tapi jika emang pas keinginan itu ada, waktu apapun akan aku sempatkan, termasuk sekarang ini yang aku relakan membagi konsentrasi nulis dengan episode terakhir "Cinta Fitri Season 3" yang aku sempet lirik-lirik sedikit...hahaha=D



Kembali ke judul, pernah denger atau nonton acara reality show "Tukar Nasib" di SCTV belum? Acara ini disiarkan setiap Sabtu&Minggu pukul 16.30.
Pada mulanya saya juga tidak sengaja menonton acara ini, secara umum acara ini menceritakan pertukaran nasib dua keluarga antara kalangan yang mampu dan yang kurang selama 3 hari. Acara ini memposisikan nasib keluarga yang mampu pada keadaan sehari-hari yang dialami oleh keluarga yang kurang, begitu sebaliknya. Jadi dari semua fasilitas hingga kegiatan mencari nafkah sehari-hari masing-masing kepala keluarga harus dijalankan oleh tiap-tiap keluarga.

Saya cukup tertarik dengan acara ini terutama saat dalam benak saya terpikir, "apakah sanggup keluarga mampu yang biasa tercukupi semua fasilitas keseharian mereka menghadapi keadaan yang berputar 180' dengan kebiasaan itu?" Sesaat pikiran saya tertuju pada anak-anak si keluarga yang berkisar ukuran remaja, karena secara emosional jelas mereka sangat tidak siap. Jadi figur Ayah&ibu mereka lah yang sangat berperan disini. Dimana peran Beliau yang bisa mengangkat moral anak-anak mereka untuk bisa menghargai setiap "kelebihan"yang biasa mereka nikmati. Yang menarik pula, ternyata acara ini terlaksan dengan mendaftarkan secara sukarela. Yang menarik lagi, ternyata alasan masing-masing kepala keluarga(mampu) mendaftar acara ini karena mereka ingin memberi pelajaran positif buat anak-anak mereka, terutama kebersamaan dalam keluarga mereka. sangat bijak saya rasa.

Itu hal positif dari keluarga mampu, lalu bagaimana dengan manfaat keluarga yang kurang dalam kondisi yang "berlebih" sekarang? Itu masih yang saya sayangkan, karena dengan tersedianya fasilitas yang ada justru membuat kegiatan mereka yang sehari-harinya bekerja keras malah menjadi tidak efisien dengan diisinya kegiatan mereka dengan bersenang-senang, seperti: piknik, bermain ke objek wisata, dinner di resto favorit. Sungguh bertolak belakang dari jadwal acara dalam keluarga satunya. Meski saya sempat menebak kalau mungkin jadwal sengaja diatur seperti ini karena ingin memanjakan "sejenak" keluarga yang kurang tadi. Tetapi tentunya saya berharap jika jadwal bersenang-senang mereka bisa diefektifkan.

Sejenak ini yang maw aku tulis, maaf yang biasanya aku mencoba untuk writing on English skrg jadi back to Indonesia. Mudah-mudahan setiap apa yang aku tulis adalah ciri dari diriku.
selamat menikmati =D.

No comments:

Post a Comment